watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

UDIN TUKANG PELET

Yeni ditugaskan sebagai pimpinan unit sebuah
bank BUMD di sebuah kabupaten. untuk itu maka
ia harus berpisah dengan suaminya yang bekerja
sebagai dosen dan pengusaha di kota. Yeni
menyewa sebuah kamar paviliun yang dihuni
oleh seorang wanita tua yang anak-anaknya pada
ke kota semua.
Pada hari pertama ia bertugas, banyak sekali
kesan yang dapat di terimanya dari para
bawahannya di kantor. Yeni pulang pergi ke
kantor selalu menumpang bendi (delman) yang
dimiliki oleh tetangganya yang bernama Udin,
kebetulan Udin telah kenal baik dengan Mak Minah
pemilik rumah yang ditempati Yeni. Udin seorang
duda yang berumur kurang lebih 45 tahun, cerai
dan tidak memiliki anak. Jarak rumah Udin dan
Yeni memang jauh sebab di desa itu antara
rumah dibatasi oleh kebun kelapa. Karena terlalu
sering mengantar jemput Yeni, maka secara
lambat laun ada perasaan suka Udin terhadap
Yeni namun segala keinginan itu di buang jauh-
jauh oleh Udin karena ia tahu Yeni telah
mempunyai suami dan setiap minggu suami Yeni
selalu datang, tingkah suami istri itu selalu
membuat Udin tidak enak hati, namun ia harus
pasrah bagaimanapun sebagai suami istri layaklah
mereka berkumpul dan bermesraan untuk
mengisi saat kebersamaan.
Udin setiap hari selalu melihat sosok keelokan
tubuh Yeni tapi bagaimana caranya
menaklukannya, sedang birahinya selalu minta
dituntaskan saat bersama Yeni diatas bendinya.
Kemudian timbullah pikiran licik Udin dengan
meminta pertolongan seorang dukun, ia
berkeinginan agar Yeni mau dengannya. Atas
bantuan dukun itu, Udin merasa puas dan
mulailah ia mencoba pelet pemberian dukunnya.
Siang saat Yeni menumpang bendi, Udin melihat
paha Yeni yang putih mulus itu, kejadian itu
membuat birahi Udin naik dan kejantanannya
berdiri saat itu ia mengenakan celana katun yang
longgar sehingga kejantanannya yang menonjol
terlihat oleh Yeni, Udin malu dan berusaha
membuang muka, sedang Yeni merasa tidak
enak hati dan menutupkan pahanya, wajahnya
bersemu merah ia merasakan bahwa batang
kemaluan Udin itu memang besar dan panjang
tidak seperti milik suaminya. Ia tahu pasti kalau
bercinta dengan Udin akan dapat memberikan
anak baginya serta kepuasan yang jauh berbeda
saat bercinta dengan suaminya, memang saat
akhir-akhir ini frekwensi hubungan seks dengan
suaminya agak berkurang dan suaminya cepat
selesai, telah 2 tahun menikah belum ada tanda-
tanda ia hamil ini semakin membuat ia uring-
uringan dan kepuasan yang dia harapkan dari
suaminya tidak dapat Yeni nikmati. Sedang kalau
ia melihat sosok Udin tidaklah sebanding
dengannya karena status sosial dan intelektualnya
jauh dibawah suaminya ditambah face-nya yang
tidak masuk katagorinya di tambah lagi kehidupan
Udin yang bergelimang dengan kuda kadang
membuatnya jijik, namun semua itu dibiarkannya
karena Yeni butuh bantuan Udin mengantar
jemput, ditambah Udin memang baik
terhadapnya.
Kalau dilihat sosok Yeni, ia seorang wanita karier
berusia 27 tahun dan ia telah bekerja di bank itu
kurang lebih 4 tahun, ia menikah dengan Beni,
belun dikaruniai anak, tingginya 161 cm, rambut
sebahu dicat agak pirang, kulit putih bersih dan
memiliki dada 34B sehingga membuat para lelaki
ingin dekat dengannya dan menjamah
payudaranya yang montok dan seksi.
Dengan berbekal pelet yang diberikan gurunya,
Udin mendatangi rumah Yeni. Malam itu gerimis
dan Udin mengetuk pintu rumah Yeni. Kebetulan
yang membukakan pintu adalah Yeni yang saat
itu sedang membaca majalah.
“Eee.. Bang Udin tumben ada apa Bang?” tanya
Yeni.
“Ooo.. saya ingin nonton acara bola sebab saya
tidak punya televisi apa boleh Bu Yeni?” jawab
Udin.
“Ooo.. boleh.. masuklah.. Bang.. langsung aja ke
ruang tengah, televisi disitu..” Yeni menerangkan
sambil ia menutup pintu. Diluar hujan mulai lebat.
“Sebentar ya Bang?” Yeni ke belakang,
membuatkan minum untuk Udin. Udin duduk
diruangan itu sambil melihat televisi.
Tidak berapa lama Yeni keluar membawa
nampan berisi segelas air dan makanan kecil,
sambil jongkok ia menyilakan Udin minum. Saat
itu Udin sempat terlihat belahan dada Yeni yang
mulus sehingga Udin berdesir dadanya karena
kemulusan kulit dada Yeni. Sambil minum Udin
menanyakan, “Mak Minah mana Bu, kok sepi aja?”
“Ooo Mak Minah sudah tidur,” jawab Yeni.
“Bagaimana kabarnya Bang?” Yeni membuka
pembicaraan. “Baik-baik saja,” jawab Udin sambil
melafalkan mantera peletnya. Sambil menonton
Udin berulang-ulang mencoba manteranya, saat
itu Yeni sedang asyik membaca majalah. Merasa
manteranya telah mengenai sasaran, Udin
berusaha mengajak Yeni bicara tentang rumah
tangga Yeni dan suaminya, diselingi ngomong
jorok untuk membuat Yeni terangsang.
Bu, sudah berapa lama Ibu kawin dan kenapa
belum hamil?” tanya Udin.
“Lho malu saya Bang, soalnya suami saya sibuk
dan saya juga sibuk bekerja bagaimana kami
mau berhubungan dan suami saya selalu egois
dalam bercinta.” jawab Yeni menjelaskan.
“Oh begitu? bagaimana kalau suami ibu jarang
datang dan ibu butuh keintiman?” tanya Udin.
“Jangan ngomong itu dong Bang, saya malu
masa rahasia kamar mau saya omongin ama
Abang?” jawab Yeni.
“Bu Yeni, saya tau Ibu pasti kesepian dan butuh
kehangatan lebih-lebih saat hujan dan dingin saat
ini apa Ibu nggak mau mencobanya?” Udin
berkata dengan nada terangsang.
“Haa.. dengan siapa?” jawab Yeni, “Sedang Beni
suamiku di kota,” timpalnya.
“Dengan saya..” jawab Udin.
“Haa gila! masa saya selingkuh?” Yeni
menerangkan sambil mengeser duduknya. Udin
merasa yakin Yeni tidak menolak jika ia
memegang tangannya.
“Jangan lah Bang, nanti dilihat Mak Minah.” Yeni
mengeser duduknya.
“Oooh.. Mak Minah udah tidur tapi..?” jawab Udin
memegang tangan Yeni dan mencoba memeluk
tubuh mulus itu. Sambil mencoba melepaskan
diri dari Udin Yeni beranjak ke kamar, ia memang
berusaha menolak namun pengaruh dari pelet
Udin tadi telah mengundang birahinya. Ia biarkan
Udin ikut ke kamarnya. Saat berada di kamar,
Yeni hanya duduk di pingir ranjangnya dan Udin
berusaha membangkitkan nafsu Yeni dengan
meraba dada dan menciumi bibir Yeni dengan
rakus sebagaimana ia telah lama tidak merasakan
kehangatan tubuh wanita. Udin berusaha
meremas dada Yeni dan membuka blous tidur itu
dengan tergesa-gesa, ia tidak sabar ingin
menuntaskan birahinya selama ini. Sementara
mulutnya tidak puas-puasnya terus menjelajahi
leher jenjang Yeni turun ke dada yang masih
ditutupi BH pink itu. Sementara Yeni hanya pasrah
terhadap perbuatan Udin, ia hanya menikmati
saat birahinya ingin dituntaskan.
Kemudian tangan Udin membuka tali pengikat BH
itu dari belakang dan terlihatlah sepasang gunung
kembar mulus yang putingnya telah memerah
karena remasan tangan Udin. Dengan mulutnya,
Udin menjilat dan mengigit puting susu itu
sementara tangan Udin berusaha membuka CD
Yeni dan mengorek isi goa terlarang itu. Udinpun
telah telanjang bulat lalu ia meminta Yeni untuk
mengulum batang kemaluannya, Yeni menolak
karena batang kejantanan Udin panjang, besar
dan baunya membuat Yeni jijik. Dengan paksa
Udin memasukan batang kejantanannya ke mulut
Yeni dengan terpaksa batang kejantanan itu
masuk dan Yeni menjilatnya sambil memainkan
lidah di ujung meriam Udin. Udinpun tidak
ketinggalan dengan caranya ia memainkan
lidahnya di liang kewanitaan Yeni, lebih-lebih saat
ia menemukan daging kecil di belahan liang
kewanitaan itu dan dijilatinya dengan telaten
sampai akhirnaya setelah berualng-ulang Yeni
klimaks dan menyemburkan air maninya ke
mulut Udin. Saat lebih kurang 20 menit Udinpun
memuncratkan maninya ke mulut Yeni dan
sempat tertelan oleh Yeni.
Kemudian Udin mengganti posisi berhadap-
hadapan, Yeni ditelentangkannya di ranjang dan
di pinggulnya diletakkan bantal lalu ia buka paha
Yeni dengan menekuk tungkai Yeni ke bahunya.
Sambil tangannya merangsang Yeni kedua
kalinya Udinpun meremas payudara Yeni dan
mengorek isi liang kewanitaan Yeni yang telah
memerah itu, lalu Yeni kembali dapat dinaikkan
nafsunya sehingga mudah untuk melakukan
penetrasi. Bagi Udin inilah saat-saat yang di
tunggu-tunggunya, paha yang telah terbuka itu ia
masukkan batang kejantanannya dengan hati-hati
takut akan menyakiti liang kewanitaan Yeni yang
kecil itu. Berulang kali ia gagal dan setelah sedikit
dipaksakan akhirnya batang kejantanannya dapat
masuk dengan pelan dan ini sempat membuat
Yeni kesakitan. “Ouu.. jangan keras-keras Bang,
ntar berdarah,” kata Yeni. “Sebentar ya.. Yen
sedikit lagi,” kata Udin sambil mendorong masuk
batang kejantanannya ke dalam liang kewanitaan
sempit itu. Dengan kesakitan Yeni hanya
membiarkan aksi Udin itu dan mulutnya telah
disumbat oleh bibir Udin supaya Yeni tidak
kesakitan. “Ooouu.. ahh.. ahh.. aahh..” hanya itu
yang terdengar dari mulut Yeni dan itu
berlangsung lebih kurang 17 menit dan akhirnya
Udin menyemburkan air kenikmatannya dalam
liang kewanitaan Yeni sebanyak-banyaknya dan ia
lalu rebah di samping Yeni hingga pagi.
Permainan mesum itu berlangsung tiga kali dan
membuat Yeni serasa dilolosi tulang benulang
hingga ia merasa harus libur ke kantor karena ia
tidak kuat dan energinya terkuras oleh Udin
malam itu.
Sejak kejadian itu hampir setiap kesempatan
mereka selalu melakukan hubungan gelap itu,
karena Yeni telah berada dibawah pengaruh pelet
Udin dan saat suaminya datang Yeni pandai
mengatur jadwal kencannya sehingga tidak
membuat curiga suami dan masyarakat di desa
itu, mereka kadang-kadang melakukan hubungan
seks di gubuk Udin yang memang agak jauh dari
rumah penduduk lainnya. Yenipun rajin
menggunakan pil KB karena ia juga takut hamil
karena hubungan gelapnya itu dan suatu hari ia
terlupa dan ia positif hamil, ia amat gusar dan
karena pintarnya Yeni memasang jadwal dengan
suaminya maka suaminya amat suka cita dan
padahal Udin tahu benih itu adalah anaknya
karena hampir tiap ada kesempatan ia
melakukanya dengan Yeni sedang dengan
suaminya Yeni hanya sekali 20 hari dan tidak
rutin. Akhirnya anak Yeni lahir di kota karena saat
akhir kehamilannya, Yeni pindah ke kota sesuai
permintaan suaminya, tidak ada kemiripan
anaknya denagn Beni yang ada hanya mirip Udin.
Sejak Yeni berada di kota, secara sembunyi-
sembunyi Udin menyempatkan diri untuk
berkencan dengan Yeni karena Yeni sudah tidak
dapat melepaskan diri dari pengaruh pelet Udin.


Adult | GO HOME | Exit
1/1165
U-ON

inc Powered by Xtgem.com